Kebenaran dan Kejujuran


KITA sedang berada dalam bulan Rabi?ul Awwal tahun ini. Bulan Rabi?ul Awwal adalah bulan kelahiran Nabi Muhammad saw dan pada bulan yang sama pula beliau wafat, setelah melaksanakan tugas kerasulan selama kurang lebih 23 tahun, dalam usia 63 tahun. Karena itu, kita dapat memahami jika umat Islam dalam bulan ini menyambutnya dengan mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad saw dalam beragam bentuk kegiatan.
Memperingati Maulid Nabi Muhammad saw. sebenarnya tidak ada perintah, baik dari Allah maupun dari Nabi Muhammad saw., namun juga tidak ada larangan. Dengan demikian, tidak mengapa atau boleh saja kita mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. Asal peringatan yang diselenggarakan tidak keluar dari dan berlawanan dengan ajaran-ajaran Islam. Apalagi jika kita dapat mengambil pelajaran berharga, di samping mendorong dan menggerakkan kita untuk mengikuti jejak perjuangan Nabi Muhammad saw, maka peringatan yang diselenggarakan menjadi berarti.

Nabi Muhammad saw. lahir dan diutus oleh Allah pasti mempunyai missi. Di antara missi utamanya untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak umat manusia. Karena itu, kehadiran dan keterutusan beliau sangat jelas untuk menjadi uswah hasanah atau teladan utama (QS. Al-Ahzab : 21). Sebagai manusia yang dipilih oleh Allah menjadi nabi dan rasul untuk mengemban missi tersebut, beliau pasti manusia berakhlak karimah (mulia) lagi mahmudah (terpuji).

Dalam kolom yang terbatas ini, saya hanya akan membicarakan satu sifat dari akhlak Nabi Muhammad saw, yakni shidq yang mengandung arti benar dan jujur. Lawan katanya ialah dusta. Kejujuran beliau diakui oleh siapa pun. ?Kami tidak pernah mendapatkan kamu berdusta ?, demikian pengakuan obyektif yang dikatakan oleh para lawan beliau.

Shidq memiliki cakupan yang sangat luas, di antaranya sebagai berikut:

1. Shidq dalam niat dan kehendak
Shidq di sini mengandung arti dan sangat erat hubungannya dengan keikhlasan. Siapa yang memiliki shidqunniyyah, maka yang memotivasi dirinya dalam bergerak atau diam tidak ada yang lain kecuali Allah. Hanya karena Allahlah yang menjadi dasar ia melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Bukan karena yang lain. Karena itu, ia menjadi terbimbing dan terarahkan untuk senantiasa berkehendak atau berkeinginan baik yang diridhai Allah.

2. Shidq dalam perkataan
Setiap muslim berkewajiban melaksanakan shidqulqaul atau berkata benar dan jujur. la dalam kehidupan sehari-hari berkewajiban pula memelihara dan menjaga tutur katanya. Dengan demikian, ia tidak dibenarkan untuk berkata sebaliknya atau berlawanan dengannya. Sebagai orang yang beriman, tidak dibenarkan ia berkata sekehendak sendiri. la harus mempunyai kepekaan diri dan merasa malu apabila ia berkata tidak benar dan tidak jujur alias dusta.

3. Shidq dalam perbuatan
Shidq dalam perbuatan atau shidqul?amal adalah kebenaran dan kejujuran dalam amal. Ini merupakan kelanjutan dan konsekuensi logis dari shidqulqaul. Siapa yang shidqulqaul semestinya diikuti dan melahirkan shidqul?amal. Artinya shidqul?amal merupakan bukti dan shidqulqaul. Pada diri setiap muslim harus ada kesesuaian antara qaul dan amal, antara perkataan dan perbuatan, dan antara pernyataan dan kenyataan. Siapa yang menganjurkan berinfaq, misalnya, maka ia harus menunjukkan sikap yang sama pula. Ingat! Tidak satunya kata dan perbuatan mempakan dosa. (QS. Ashshaf: 2 dan 3)

4. Shidq dalam menepati janji
Setiap muslim harus memiliki shidqutwa?d atau shidqul?ahd (kebenaran dan kejujuran dalam berjanji). Apabila ia berjanji, maka janjinya (dalam pengertian baik) dapat dipegang. la bersungguh-sungguh dalam menepati janji. Sebab, janji akan dimintai pertanggungjawaban (QS. Al-lsra?: 34). Kesadarannya yang begitu tinggi senantiasa mengingatkannya untuk selalu menepati janji. Tidak pernah terbetik dalam hatinya untuk menyelisihi atau mengingkari janji yang telah dinyatakan.

5. Shidq dalam tekad yang benar
Selain beberapa tahapan atau tingkatan shidq tersebut, setiap muslim juga harus memiliki shidqul?azm (kebenaran dan kejujuran dalam tekad). Dengan shidqul?azm ia memiliki semangat yang kuat dan tekad yang bulat untuk melaksanakan sesuatu yang diyakini kebenarannya. Apalagi sesuatu itu telah dimusyawarahkan dan telah menjadi kesepakatan bersama. la tidak mempunyai kecenderungan lain, kecuali melaksanakan sesuatu yang telah diyakini kebenarannya itu dengan tulus. Setelah itu, ia berserah diri kepada Allah, Maha Penentu segalanya (QS. Ali lmran: 159).
Shidq dalam arti luas itu menjadi dasar keutamaan dan siapa yang memilikinya akan mendapatkan ketenangan, ketenteraman, kedamaian, kesejahteraan, kebahagiaan, dan keselamatan. Atau dengan kata singkat akan mengantarkannya ke darussalam. Sebagai pimpinan dan warga Muhammadiyah adalah wajar dan benar apabila kita memiliki sifat shidq. Apalagi Persyarikatan kita ini menamakan diri sebagai Gerakan Islam dan Da?wah Amar Ma?ruf Nahi Munkar. Mari terus kita besarkan dan kembangkan Muhammadiyah dengan akhlak mulia lagi terpuji, antara lain dengan sifat shidq. Sifat ini telah mengantarkan dan membawa Persyarikatan yang hampir berumur satu abad ini menjadi besar dan terus berkembang. Di samping tetap terjaga dan terpelihara, disegani dan dihormati oleh siapa pun.

Alhamdulillah

Tulis Komentar